*****

Catatan Lain:

Catatan Lain:
* * * * *

Teori Kritis

Teori media kritis berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh yang mempeloporinya antara lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch, Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak status quo dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari status quo dan struktur sistem yang menindas).


Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik juga bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan hukum sosial media massa.

Beberapa pengaju teori kritis mengidentifikasi ketidakbebasan para praktisi media yang membatasi kemampuannya untuk melawan kekuasaan yang mapan. Mereka menilai bahwa ada beberapa dorongan untuk menyokong para profesionalis media untuk menanggulangi ketidakbebasan itu dan para praktisi media secara terus menerus gagal untuk menjawabnya.

Teori kritis sering menganalisis secara khusus lembaga sosial, penyelidikan luas untuk yang dinilai objektif adalah mencari dan mencapai. Media massa dan budaya massa telah mempromosikan banyak hal yang ikut menjadi sasaran teori kritis. Bahkan ketika media massa tidak melihat sebagai sumber masalah khusus, mereka dikritik untuk memperburuk atau melindungi masalah dari yang diidentifikasi atau disebut dan dipecahkan.

Contohnya, seorang teoritikus berpendapat bahwa isi praktik produksi para praktisi media tidak hanya menyebabkan tetapi juga mengabadikan masalah. Thema pokok di dalam teori kritis adalah bahwa isi produksi juga ikut memperkuat status quo dan mengurangi usaha yang berguna bagi perubahan sosial yang konstruktif.

Pemikiran kritis tentang media didorong oleh aliran kritis dalam ilmu sosial dan kritik terhadap pemikiran Marxisme sehingga mereka menyebut dirinya dengan aliran Neo-Marxisme.


Salah satu pendekatan ajarannya menurut Frankfurt adalah:
  1. Ilmu sosial modern memainkan peranannya semata-mata penggambar realita sosial
  2. Ilmu sosial kehilangan ketajamannya untuk mempengaruhi pembebabasan masyarakat dari kekuatan penindasan penguasamdalam setiap bidang dan lapisan masyarakat.

Pendekatan pokok lain terhadap media adalah:
  1. Media harus menjadi ajang diskurus yang mendasari tindakan komunikatif manusia untuk penyadaran dalam “situasi percakapan ideal”
  2. Media merupakan pemain utama dalam perjuangan ideologis terutama dalam menyebarkan ideologi dominan dan potensinya mengekspresikan ideologi-ideologi alternatif dan yang saling bertentangan.
  3. Media merupakan industri budaya yang secara harafiah menciptakan simbol-simbol dan cita-cita yang dapat menekan kelompok-kelompok yang kecil.
  4. Media merupakan suatu cara untuk membangun budaya dengan lebih menekankan pada gagasan dari pada barang-barang.
  5. Konsep tentang media dipengaruhi oleh aspek-aspek ideologis, politis, ekonomi, dan sosial.

Related Post



Post a Comment

Attention, please!

Sesungguhnya aktifitas tidak akan terganggu bila setiap satu jam sekali, berhenti setengah menit untuk beristighfar atau dzikir lainnya sebanyak 10x, bahkan lebih dari itu Insya Allah bisa.

Be My Partner