*****

Catatan Lain:

Catatan Lain:
* * * * *

Sejarah Perkembangan Retorika

Retorika adalah seni berkomunikasi, dan itu sudah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu, namun mulai berkembang dan tampak sangat berpengaruh sejak zaman Yunani dan Roma yang sering melibatkan retorika dalam urusan kenegaraan. Selain itu para ahli pedang saat itu juga banyak yang pandai dalam berkata-kata sehingga terlihat hebat dan menawan. Peristiwa-peristiwa penting juga sering dan mudah didramatisir dengan pidato-pidato besar pada saat itu. Dan sampai zaman sekarang pun masih berlanjut karena kepandaian pidato dan kenegarawanan cenderung selalu berkaitan.

Uraian sistematis retorika pertama ditulis oleh Corax di Pulau Sicilia untuk memperjuangkan hak masyarakat yang sering digusur oleh para tiran kala itu. Corax menulis makalah retorika yang diberi nama Techne Logon (seni kata-kata). Makalah itu berrisi tentang “teknik kemungkinan”. Corax juga meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian, yaitu: pembukaan, uraian, argument, penjelasan tambahan, dan kesimpulan.

Kemudian pada 490-430 SM, Empedocles salah satu murid Pythagoras di Agrigentum, Pulau Sicilia yang seorang filosofhe, mistikus, politisi, dan juga seorang orator, menulis The Nature of Things.

Gorgian mendirikan sekolah retorika di Athena. Ia menekankan dimensi bahasa yang puitis dan teknik bicara impromtu. Sebagai orator, menurut Aristoteles, penduduk Aia mengajarkan prinsip-prinsip retorika, yang kelak dijual Gorgias kepada Athena. Dari Aristoteles dan ahli retorika klasik, kita memperoleh lima tahap penyusunan pidato yang terkenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five Canons of Rhetoric). Yaitu invention (penemuan), disposition (penyusunan), elocution (gaya), memoria (memori), dan pronuntiatio (penyampaian).

Tiga cara utuk mempengaruhi manusia yang disebutkan oleh Aristoteles adalah:
  1. Sanggup menunjukkan pada khalayak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat (ethos).
  2. Anda harus menyentuh hati khalayak; perasaan, emosi, harapan, kasih sayang, dan kebencian mereka (pathos). Para ahli retorika modern menyebutnya sebagai imbauan emosional atau emotional appeals.
  3. Meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Disini anda mendekati khalayak lewat logika atau otak (logos). Selain itu, ada 2 cara lagi yang efektif untuk mempengaruhi pendengar, yaitu entimen dan contoh. Entimen adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan. Aristoteles juga menulis tiga jilid buku yang berjudul De Arte Rhetorica.
Protagoras menyebut kelompoknya sophistai, “guru kebijaksanaan”. Mereka mengajarkan teknik-teknik memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk menyntuh hati pendengar. Dan Demosthenes mengembangkan gaya bicara yang tidak berbunga-bunga, tetapi jelas dan keras. Ia menggabungkan narasi dan argumentasi. Ia juga amat memperhatikan cara penyampaian (delivery). Demosthenes sempat menyerang Aeschines dalam pidatonya yang terkenal Perihal Mahkota.

Retorika Zaman Romawi
Buku Ad Herrenium,  ditulis dalam bahasa latin kira-kira 100 M, hanya mensistematisasikan dengan cara Romawi warisan retorika gaya Yunani. Kekaisaran Romawi bukan saja subur dengan sekolah-sekolah retorika; tetapi juga kaya dengan orator-orator ulung: Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius. Kemampuan Hortensius disempurnakan oleh Cicero. Ia percaya bahwa efek pidato akan baik, bila yang berpidato adalah orang baik juga. The good man speaks well.

Retorika Abad Pertengahan
Ada dua cara untuk memperoleh kemenangan politik: talk it out (membicarakan sampai tuntas) dan shoot it out (menembak sampai habis). Namun ketika itu demokrasi mengalami kemunduran, retorika tersinigkir ke belakang panggung. Abad pertengahan terkenal sebagai abad kegelapan, dan ini berlangsung dari 400-1400 M. Hal itu disebabkan umat Kristen waktu itu melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan Romawi, para penyembah berhala.

Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi penyampai firman Tuhan. Balaghah (kumpulan khotbah-khotbah) menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam. Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika.

Retorika Modern
Pertemuan orang Eropa dengan Islam dalam Perang Salib menimbulkan Renaissance yang mengantarkan kita pada retorika modern. Adalah Roger Bacon (1214-1219) yang menjembatani renaisance dengan retorika. Abad kedua puluh, retorika mengambil mafaat dari ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti psikologi dan sosiologi.

NB: Dirangkum dari Buku Retorika Modern, Jalaluddin Rakhmat : -

Related Post



Post a Comment

Attention, please!

Sesungguhnya aktifitas tidak akan terganggu bila setiap satu jam sekali, berhenti setengah menit untuk beristighfar atau dzikir lainnya sebanyak 10x, bahkan lebih dari itu Insya Allah bisa.

Be My Partner